tag:blogger.com,1999:blog-52627014586248830062024-02-07T18:28:55.369-08:00LPM AgricaLPM Agricahttp://www.blogger.com/profile/08446623721725851994noreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-5262701458624883006.post-70034120578889064162012-06-20T08:01:00.002-07:002012-06-22T10:10:11.175-07:00Kemegahan Menggusur Lahan Praktikum<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsQpGYwCebVPMR03rPrV2ZYd6lvYmDjBMGKGpf-Wh7y11i0_-UmGGvE7TwyDma-toPjg9wjwpfJPkaCGF7yCk5WDfu3Igg2yhLFeN-kqFW374HrTKa9dmcUo1ilSw1q7kEaUJGH90Kp2Q/s1600/RSGM.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsQpGYwCebVPMR03rPrV2ZYd6lvYmDjBMGKGpf-Wh7y11i0_-UmGGvE7TwyDma-toPjg9wjwpfJPkaCGF7yCk5WDfu3Igg2yhLFeN-kqFW374HrTKa9dmcUo1ilSw1q7kEaUJGH90Kp2Q/s320/RSGM.jpg" width="264" /></a></div>
<br />
Laboratorium, termasuk sarana penting bagi penunjang akademik mahasiswa eksakta. Tanpa laboratorium, kegiatan perkuliahan tidak akan maksimal. Apalagi bagi mahasiswa kedokteran gigi, tanpa adanya rumah sakit khusus gigi dan mulut (RSGM), mereka tidak dapat melaksanakan pendidikan profesi sebagai dokter gigi.<br />
<br />
Program studi yang dibuka tahun 2008 ini akan membangun Rumah sakit khusus Gigi dan Mulut. Pembangunan Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) adalah suatu syarat bagi berdirinya fakultas kedokteran gigi. “Tanpa adanya rumah sakit khusus, mahasiswa lulusan kedokteran gigi tidak dapat membuka praktek,” jelas drg. Arwita Mulyawati, M.Hkes, ketua tim pengembangan kedokteran gigi.<br />
<br />
Lamanya realisasi RSGM menjadi kendala, pihak kedokteran gigi mengajukan pembangunan RSGM sejak tahun 2008 kepada pihak Rektorat. Namun pembangunan baru dimulai September lalu. Proyek pembangunan RSGM dibangun oleh satu pemborong yang sama dengan pembangunan Laboratorium Teknologi Pertanian dan ditargetkan harus selesai pada tahun ini.<br />
<br />
Arwita menjelaskan total pendanaan pembangunan RSGM berasal dari APBN. Saat ditanya seputar jumlah pengeluaran dana pembangunan.”Kalau masalah dana yang dibutuhkan, silakan tanyakan ke rektorat,”jelasnya.<br />
<br />
Ironisnya, gedung RSGM yang pertama di Jawa Tengah ini berdiri diatas lahan yang biasanya digunakan untuk praktikum mahasiswa D3 Agrobisnis. “Secara administrasi sudah punya D3 sejak Ir. H. Adwi Herry K.E, M.P menjabat sebagai Kepala Program Studi D3 lahan tersebut berada di selatan Magister Manajemen untuk lahan percobaan maupun lahan praktikum.,” ungkap Ir. Sri Widarni, M.P., Kepala Program studi D3 Agrobisnis (19/10). Menurutnya, lahan itu diminta kembali oleh Unsoed.<br />
<br />
Tanpa lahan pengganti yang jelas dari pihak universitas, Arianna, Ketua Himagrita kecewa kepada pihak Rektorat. “Padahal lahan itu sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan mahasiswa khususnya Himpunan Mahasiswa D3 Agrobisinis (Himagrita),” tuturnya. Dulunya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan Malam Keakraban (Makrab) Himagrita di hari pertama, kegiatan itu seperti pengolahan tanah, penanaman sampai kegiatan seputar akademik sehingga tahun ini berbeda dari tahun kemarin, untuk mahasiswa baru hanya mendapatkan pengenalan organisasi (26/10).<br />
<br />
Dr. Eko Haryanto M. SI Ak, Pembantu Rektor II Unsoed, ternyata sama sekali belum memikirkan nasib mahasiswa D3 Agrobisnis yang belum memiliki lahan praktikum pengganti. “ya, nanti dipikirkan. Belum ada bayangan sampai ke sana.” (20/10).<br />
<br />
Adanya pemindahan lahan tersebut, Arwita menegaskan bahwa lahan tersebut bukanlah milik fakultas-fakultas tertentu, tetapi merupakan milik Universitas yang diserahkan untuk pembangunan RSGM. “Dulu memang buat praktik mahasiswa Agrobisnis, cuma dalam master plan–nya Unsoed, memang untuk rumah sakit,” tegasnya.<br />
<br />
Usaha yang dilakukan Kepala Jurusan D3 Agrobisnis untuk meminta ganti lahan, ternyata belum mendapat tanggapan dari pihak rektorat hingga saat ini. Permohonan kompensasi untuk mahasiswa Agrobisnis justru menemui jalan buntu. Lahan di sebelah barat GOR Satria yang pernah di janjikan oleh pihak Rektorat kepada Kepala jurusan, ternyata tidak jelas kepemilikannya. PR II menjelaskan bahwa ia kurang mengetahui masalah kepemilikan lahan tersebut. ”Kalau memang punya Unsoed, silakan di gunakan,”jelasnya. <br />
<br />
Pembantu Rektor II memberikan alternatif mengenai lahan pengganti bagi Agrobisnis. Dalam jangka waktu dekat ini, Unsoed akan menerima bantuan dari kementerian keuangan sebesar 750 juta rupiah. Bantuan tersebut digunakan membeli lahan kosong di sekitar gedung ilmu gizi yang sedang dalam pembangunan. Menurutnya, lahan itu nantinya bisa digunakan untuk keperluan praktikum mahasiswa Agrobisnis. pihak rektorat belum memetakan peruntukan lahan tersebut.<br />
<br />
“Harapan dari mahasiswa Agrobisnis agar pihak rektorat dapat mengalokasikan lahan pengganti secepatnya untuk D3 khususnya agar kegiatan Himagrita tidak terhambat,” ungkap Arianna.<br />
<br />
PR II menyatakan fasilitas yang telah tersedia untuk kedokteran gigi saat ini sudah mempunyai satu set peralatan gigi dengan alokasi dana 30 juta. Selain untuk keperluan mahasiswa KG, RS khusus tersebut juga akan membuka pelayanan umum.<br />
<br />
Arwita menerangkan bahwa untuk pelayanan memang mahasiswa Unsoed nantinya akan diperioritaskan. Namun, hingga saat ini pihak KG belum membicarakan mengenai tarif pelayanan dengan pihak Rektorat. Terkait masalah pelayanan, unit pelayanan kesehatan Unsoed Health Centre (UHC), yang juga menyediakan layanan kesehatan gigi dan mulut, nantinya akan dipindahkan juga ke dalam RSGM, sehingga UHC hanya menyediakan pelayanan umum.<br />
<br />
RSGM diharapkan dapat membiayai fasilitasnya sendiri dan tidak terus-menerus mendapat bantuan dari Unsoed. PR II, juga mengharapkan supaya nantinya biaya yang dihasilkan dari pembukaan pelayanan gigi dan mulut justru dapat membantu Unsoed dalam memperbaiki fasilitas-fasilitas yang ada, serta membantu proses akademik lainnya. (April/Jovita)<br />
<div>
<br /></div>LPM Agricahttp://www.blogger.com/profile/08446623721725851994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5262701458624883006.post-84257357952525327552012-06-20T07:57:00.000-07:002012-06-20T07:57:01.206-07:00PLII diantara Urgensi dan Keterbatasan<br />
Ada yang bisa menebak tempat yang konon belum pernah dikunjungi oleh dekan ? Bukan laboratorium yang sedang dibangun maupun kelas-kelas pengap nan berangin sejuk. Melainkan seonggok gudang ilmu yang konon katanya merupakan jantung dari suatu institusi. Tempat yang berlokasi di lantai dua gedung A2.03 bernama Pusat Layanan Informasi Ilmiah (PLII).<br />
<br />
Ruang itu cukup pengap, walaupun sudah terpasang dua buah mesin pendingin ruangan dan tiga buah kipas angin yang berjuang keras berputar memberikan kesejukan. Sayangnya, deru mesin tidak cukup memberikan kenyamanan bagi 215 pengunjung yang datang tiap harinya. Ruangan ini beratribut 16 rak yang tersusun terpaksa tegak, tujuh komputer, 9 meja diskusi dengan dikelilingi delapan kursi, dan 40 lubang loker tas.<br />
<br />
Seperti laiknya PLII pada umumnya. Ruangan ini selalu dipenuhi mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menggali ilmu lembar demi lembar yang mereka tekuni. Dalam setiap waktu yang berjalan terdengar bunyi-bunyian kertas yang dibuka tiap helainya.<br />
<br />
Ditengah keadaan yang serba terbatas ini birokrat belum perhatian, dekan belum pernah berkunjung ke PLII. “Dekan belum pernah berkunjung ke sini, ” ungkap ketua PLII Ir. Loekas Soesanto Ph. D.<br />
<br />
Tempat ini awalnya bukan dirancang untuk ruang benda tak bergerak tetapi untuk ruang kuliah. Namun dalam penggunaannya sejak tujuh tahun silam, ruang ini beralih fungsi menjadi gudang ilmu. Saat Prof. Loekas Soesanto Ph. D menjadi ketua PLII pada tahun 2004 silam, dia berinisiatif memindahkan PLII ke ruang yang lebih besar. “Ruangan ini dulunya adalah ruang kelas HPT (Hama Penyakit Tanaman), dan PLII awalnya bertempat di ruang Laboratorium Manajemen Agribisnis (sekarang),” ungkapnya (18/10).<br />
<br />
Idealnya, gedung PLII dirancang untuk dapat menahan benda-benda tidak bergerak. Lantai pertama biasanya untuk kegiatan mahasiswa. Lantai kedua dan ketiga baru digunakan untuk kegiatan PLII seperti penataan buku, tersedianya tempat baca. Konsep PLII seperti ini sudah lama dibicarakan Prof.Loekas Soesanto Ph.D, “Saya mengajukan rancangan ini sudah dua tahun yang lalu,” jelasnya. Yang lebih terpenting lagi, PLII bisa memberikan kenyamanan bagi pengunjung, baik itu dosen maupun mahasiswa.<br />
<br />
Berbagai cara<br />
<br />
Dalam keadaan apapun, PLII mencoba berusaha swasembada buku. Contohnya saja, 1-2 bulan yang lalu telah ada penggalangan dana peduli PLII yang beredar di dunia maya. Itu hanya salah satu contoh kecil upaya PLII dalam memenuhi kebutuhan buku untuk pemustaka. “PLII ini kan jantungnya perguruan tinggi. Kalau jantungnya saja lemah, maka kualitas lulusan mahasiswanya juga rendah,” tegas dosen yang juga guru besar Unsoed ini.<br />
<br />
Cara lain yang marak terjadi, adalah melakukan pungutan terhadap mahasiswa yang akan wisuda. Sumbangan ini bersifat tidak memaksa dan birokrat pun tahu dengan adanya pungutan ini. “Masa mahasiswa tidak mau menyumbang untuk almamaternya?,” jelasnya.<br />
<br />
Penarikan dana bebas perpustakaan sebesar Rp. 70-80 ribu atau dana perpanjangan kartu perpus sebesar Rp. 5.000,- per tahun menjadi salah satu pemasok dana untuk mencukupi kebutuhan buku PLII yang makin beragam tiap tahunnya dan pengunjungnya yang terus meningkat. Walaupun penarikan itu tidak ada SK-nya (surat Keputusan) tetapi tetap saja diberlakukan hingga sekarang. ”Penarikan ini tidak ada SKnya tetapi tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan karena sudah menjadi kebiasaan sejak dari dulu sebelum saya menjadi ketua PLII,” tutur Loekas.<br />
<br />
Alumni turut membantu melalui forum komunikasi alumni unsoed. Dalam kegiatan ini PLII hanya menerima buku, bukan uang. Buku yang disumbangkan pun atas rekomendasi PLII mengingat buku yang akan disumbangkan sulit untuk dicari dan harganya pun mahal. “Pihak fakultas telah mengeluarkan anggaran sebesar Rp. 10 juta untuk PLII belakangan bulan ini,” ujar Ir. H. Adwi Hery KE. M.P, Pembantu Dekan II Faperta (21/10). Menurut Loekas, fakultas hanya memberi 7,5 juta dan nominal ini dirasa sangat kurang.<br />
<br />
usaha swasembada PLII untuk menyediakan sumber referensi bagi pemustaka yang hingga kini dinilai masih kurang, terutama buku ilmu dasar seperti biologi, kimia, fisika dengan berbagai tingkat jilid/cetakan.<br />
<br />
Disinggung mengenai pembangunan PLII tahun 2012, PD II menuturkan untuk 2012 akan dibangun gedung PLII yang baru, tetapi dalam pembangunannya tergantung prioritas dari universitas.<br />
<br />
Kenyamanan saat berada di PLII pun terusik bukan karena hanya minimnya prasarana yang ada. Tetapi pelayanannya dirasa kurang baik. Pelayanan adalah jasa yang diberikan oleh PLII, namun tidak membuat mahasiswa merasa puas, tetapi malah merasa tertekan dengan ketegasan yang terasa galak oleh setiap mahasiswa yang berkunjung ke PLII.<br />
<br />
Salah satu keluhan terlontar dari mahasiswa Agrbisinis’10, Deni (27/10). Deni mengeluhkan PLII sudah sangat kurang memadai, sedangkan jumlah mahasiswa semakin bertambah. “Jumlah referensi kurang banyak dan kurang komplit,” ungkapnya. Pernyataan Deni pun diamini oleh mahasiswi yang tidak mau disebutkan namaya. Dia menambahkan “Peringatannya terkesan galak, jadi terasa kurang nyaman,”keluhnya (18/10).<br />
<br />
Pernyataan yang serupa pun dilontarkan oleh sebelas mahasiswa yang menyatakan bahwa pelayanan pengelola PLII kepada pengujung kurang begitu ramah, terkadang ada pilih kasih dalam melayani pengunjung. Tito Agrotek ’10 merasa tidak puas dengan pelayanan PLII. “Pelayanannya kurang memuaskan dan ngeselin,”ungkapnya. Salah satu mahasiswa yang tidak mau disebutkan namanya juga mengungkapkan “Pengelola terkesan acuh dan cuek,” tambahnya (28/10).<br />
<br />
Loekas pun menanggapi keluhan itu dengan bijaksana. “Dulu kami melakukan peringatan dengan cara baik tetapi tidak efektif,”. Aturan dipertegas karena pengunjung tidak mendengarkan peringatan itu. Aturan seperti ini ditegakkan bukan untuk menghalangi mahasiswa, tetapi untuk kedisiplinan<br />
<div>
<br /></div>LPM Agricahttp://www.blogger.com/profile/08446623721725851994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5262701458624883006.post-55237555137599835522012-06-20T07:53:00.000-07:002012-06-20T07:53:59.758-07:00Beranikah mengubah BEM KEMA?<br />
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), sebagai wadah untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa kepada birokrasi kampus nyatanya kini seperti hidup segan mati tak mau<br />
<br />
Sebagai pemerintahan mahasiswa, laiknya kampus merupakan miniatur pemerintahan dalam sebuah negara. Menilik satu tahun lebih kepemimpinan Presiden BEM, Dwi Musthika, BEM seolah mati.<br />
<br />
BEM yang seperti ini berpengaruh terhadap pola pikir mahasiswa. Keengganan mahasiswa dalam berorganisasi dan kepedulian dalam meramaikan kampus kita. Seakan mahasiswa tenang saja melihat keadaan yang seperti ini. mereka (mahasiswa) baru peduli terhadap lingkungan ketika kepentingannya terusik oleh aturan birokrasi di kampus.<br />
<br />
Contohnya saja dalam kasus KHS telat, mahasiswa baru ribut meminta advokasi terkait budaya khs telat. Sebelumnya, tidak pernah peduli tentang apapun yang terjadi di civitas akademika kita.<br />
<br />
Selama ini Hima-Unit peduli kepada BEM ketika terbelit masalah finansial. Ataupun untuk mengurus masalah administrasi seperti tanda tangan sertifikat, surat maupun pencairan kuintansi. Jika masih seperti ini terus, masih pentingkah adanya BEM atau beranikah mahasiswa mengubah BEM?<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span><br />
<div>
<br /></div>LPM Agricahttp://www.blogger.com/profile/08446623721725851994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5262701458624883006.post-68326526702404746122012-06-20T07:50:00.004-07:002012-06-20T07:50:57.476-07:00Akreditasi Agroteknologi Optimis “A “<br />
Akreditasi masih menjadi momok bagi mahasiswa-mahasiswa Agroteknologi khususnya untuk angkatan pertama, yaitu 2008. Penelitian sudah dimulai dan detik-detik akhir studi pun semakin dekat. Namun akreditasi Program Studi ini belum jelas kepastiannya. Mahasiswa Agroteknologi yang terombang-ambing dengan ketidakjelasan akreditasi ini. Mereka cemas menunggu kepastian akreditasi terealisasi.<br />
<br />
Agroteknologi, adalah gabungan 5 program studi dari Hama Penyakit Tanaman, Hortikultura, Ilmu Tanah, Agronomi dan Pemuliaan Tanaman. Geliat prodi Agroteknologi sudah tahun ke empat berjalan dan belum menghasilkan lulusan. Prodi ini belum terakreditasi sampai saat ini, selama ini prodi Agroteknologi menggunakan akreditasi prodi lama yang mempunyai nilai tertinggi atas jaminan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti).<br />
<br />
Akreditasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan berdasarkan kriteria yang bersifat terbuka. Akreditasi diperbaharui setiap 5 tahun sekali dan diajukan kepada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).<br />
<br />
Kaprodi Agroteknologi, Dr.Ir. Suwarto., M.S mengatakan terkait akreditasi Agroteknologi, kaprodi menjelaskan dokumen berkas Akreditasi akan dikirim ke Jakarta malam ini (21/10) bersama dengan prodi ITP, Agribisnis dan D3 Agrobisnis.<br />
<br />
Kendala yang menyebabkan lamanya proses ini adalah manajemen data yang kurang seperti banyak data yang berserakan, tata penyusunan serta lama menunggu dosen mengumpulkan berkas-berkas sampai harus ditagih-tagih terlebih dahulu. Padahal, tim akreditasi telah dibentuk sejak tahun 2010 lalu.<br />
<br />
Pihak agroteknologi optimis dengan standar akreditasi ini, karena Sumber Daya Manusia (SDM) baik dosen maupun mahasiswa tidak kalah dengan universitas lain. Manajemen keuangan program studi Agroteknologi bisa dikatakan bagus, contohnya adalah Biaya operasional yang meliputi gaji dosen, praktikum, pengabdian masyarakat, penelitian, dan lainnya yang menunjang jalannya proses pendidikan diambil dari uang pembayaran SPP mahasiswa tiap semester telah memenuhi standar , bisa dikatakan manajemen keuangan nya baik.<br />
<br />
Berkas ini diharapkan paling lambat minggu kedua bulan November sudah sampai ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Akreditasi ini dipastikan akan terealisasi akhir 2011, sekitar bulan November atau Desember atau paling lambat awal tahun 2012.<br />
<br />
“Saya Optimis nilai A,” hal ini diungkapkan oleh Kaprodi Agroteknologi saat ditemui Agrica dikantornya. Selaras dengan pernyataan Kaprodi, Dr. Ir. Achmad Iqbal. M.si, Dekan Fakultas Pertanian ikut mengamininya. “Akreditasi masih dalam proses, yang diakreditasi pun ribuan. Tapi kita optimis semua berkas yang kita kirim mendapat nilai A,” ungkap dekan (24/10).<br />
<br />
Akan tetapi, hambatan muncul dari tingkat kompetitif peminat Program Studi Agroteknologi, yang ditunjukan dengan tidak seimbangnya rasio antara jumlah peminat dengan jumlah mahasiswa yang diterima.<br />
<br />
Data akreditasi yang sudah dikirim ke BAN PT kemudian akan disimpulkan akan segera informasikan kepada mahasiswa. “Dukung supaya akreditasi bagus,” tegasnya.<br />
<br />
kaprodi berharap Agroteknologi menjadi prodi yang tertata rapi baik mahasiswanya maupun manajemennya dan saling terbuka, jadilah yang terbaik di bidangnya. Dekan optimis dengan hasil akreditasi. “Kita optimis dapat A, yang perlu ditekankan sebenarnya yang dibutuhkan oleh mahasiswa setelah lulus bukanlah akreditasi tetapi softskill dari tiap individu”, ujar dekan.<br />
<br />
Ibnu Adam, mahasiswa Agroteknologi 2008, menuturkan mahasiswa angkatan 2008 masih menunggu akreditasi. Tambahnya, Akreditasi sangat penting bagi mereka yang ingin melanjutkan studi, bekerja di instansi dinas maupun perusahaan-perusahaan yang tidak hanya ijazah yang dilampirkan tetapi juga akreditasi (26/10). (Putri Tresna/Putri Cakka)<br />
<div>
<br /></div>LPM Agricahttp://www.blogger.com/profile/08446623721725851994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5262701458624883006.post-65522292503714453902012-06-19T08:33:00.001-07:002012-06-19T09:04:15.154-07:00Kemegahan Menggusur Lahan Praktikum<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;">Laboratorium, termasuk sarana penting bagi penunjang akademik mahasiswa eksakta. Tanpa laboratorium, kegiatan perkuliahan tidak akan maksimal. Apalagi bagi mahasiswa kedokteran gigi, tanpa adanya rumah sakit khusus gigi dan mulut (RSGM), mereka tidak dapat melaksanakan pendidikan profesi sebagai dokter gigi. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;">Program studi yang dibuka tahun 2008 ini akan membangun Rumah sakit khusus Gigi dan Mulut. Pembangunan Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) adalah suatu syarat bagi berdirinya fakultas kedokteran gigi. “Tanpa adanya rumah sakit khusus, mahasiswa lulusan kedokteran gigi tidak dapat membuka praktek,” jelas drg. Arwita Mulyawati, M.Hkes, ketua tim pengembangan kedokteran gigi.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;">Lamanya realisasi RSGM menjadi kendala, pihak kedokteran gigi mengajukan pembangunan RSGM sejak tahun 2008 kepada pihak Rektorat. Namun pembangunan baru dimulai September lalu. Proyek pembangunan RSGM dibangun oleh satu pemborong yang sama dengan pembangunan Laboratorium Teknologi Pertanian dan ditargetkan harus selesai pada tahun ini.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;">Arwita menjelaskan total pendanaan pembangunan RSGM berasal dari APBN. Saat ditanya seputar jumlah pengeluaran dana pembangunan.”Kalau masalah dana yang dibutuhkan, silakan tanyakan ke rektorat,”jelasnya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;">Ironisnya, gedung RSGM yang pertama di Jawa Tengah ini berdiri diatas lahan yang biasanya digunakan untuk praktikum mahasiswa D3 Agrobisnis. “Secara administrasi sudah punya D3 sejak Ir. H. Adwi Herry K.E, M.P menjabat sebagai Kepala Program Studi D3 lahan tersebut berada di selatan Magister Manajemen untuk lahan percobaan maupun lahan praktikum.,” ungkap Ir. Sri Widarni, M.P., Kepala Program studi D3 Agrobisnis (19/10). Menurutnya, lahan itu diminta kembali oleh Unsoed.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;">Tanpa lahan pengganti yang jelas dari pihak universitas, Arianna, Ketua Himagrita kecewa kepada pihak Rektorat. “Padahal lahan itu sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan mahasiswa khususnya Himpunan Mahasiswa D3 Agrobisinis (Himagrita),” tuturnya. Dulunya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan Malam Keakraban (Makrab) Himagrita di hari pertama, kegiatan itu seperti pengolahan tanah, penanaman sampai kegiatan seputar akademik sehingga tahun ini berbeda dari tahun kemarin, untuk mahasiswa baru hanya mendapatkan pengenalan organisasi (26/10).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;">Dr. Eko Haryanto M. SI Ak, Pembantu Rektor II Unsoed, ternyata sama sekali belum memikirkan nasib mahasiswa D3 Agrobisnis yang belum memiliki lahan praktikum pengganti. “ya, nanti dipikirkan. Belum ada bayangan sampai ke sana.” (20/10).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;">Adanya pemindahan lahan tersebut, Arwita menegaskan bahwa lahan tersebut bukanlah milik fakultas-fakultas tertentu, tetapi merupakan milik Universitas yang diserahkan untuk pembangunan RSGM. “Dulu memang buat praktik mahasiswa Agrobisnis, cuma dalam master plan–nya Unsoed, memang untuk rumah sakit,” tegasnya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;">Usaha yang dilakukan Kepala Jurusan D3 Agrobisnis untuk meminta ganti lahan, ternyata belum mendapat tanggapan dari pihak rektorat hingga saat ini. Permohonan kompensasi untuk mahasiswa Agrobisnis justru menemui jalan buntu. Lahan di sebelah barat GOR Satria yang pernah di janjikan oleh pihak Rektorat kepada Kepala jurusan, ternyata tidak jelas kepemilikannya. PR II menjelaskan bahwa ia kurang mengetahui masalah kepemilikan lahan tersebut. ”Kalau memang punya Unsoed, silakan di gunakan,”jelasnya. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;">Pembantu Rektor II memberikan alternatif mengenai lahan pengganti bagi Agrobisnis. Dalam jangka waktu dekat ini, Unsoed akan menerima bantuan dari kementerian keuangan sebesar 750 juta rupiah. Bantuan tersebut digunakan membeli lahan kosong di sekitar gedung ilmu gizi yang sedang dalam pembangunan. Menurutnya, lahan itu nantinya bisa digunakan untuk keperluan praktikum mahasiswa Agrobisnis. pihak rektorat belum memetakan peruntukan lahan tersebut.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;">“Harapan dari mahasiswa Agrobisnis agar pihak rektorat dapat mengalokasikan lahan pengganti secepatnya untuk D3 khususnya agar kegiatan Himagrita tidak terhambat,” ungkap Arianna.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;">PR II menyatakan fasilitas yang telah tersedia untuk kedokteran gigi saat ini sudah mempunyai satu set peralatan gigi dengan alokasi dana 30 juta. Selain untuk keperluan mahasiswa KG, RS khusus tersebut juga akan membuka pelayanan umum.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;">Arwita menerangkan bahwa untuk pelayanan memang mahasiswa Unsoed nantinya akan diperioritaskan. Namun, hingga saat ini pihak KG belum membicarakan mengenai tarif pelayanan dengan pihak Rektorat. Terkait masalah pelayanan, unit pelayanan kesehatan Unsoed Health Centre (UHC), yang juga menyediakan layanan kesehatan gigi dan mulut, nantinya akan dipindahkan juga ke dalam RSGM, sehingga UHC hanya menyediakan pelayanan umum.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="line-height: 14px;">RSGM diharapkan dapat membiayai fasilitasnya sendiri dan tidak terus-menerus mendapat bantuan dari Unsoed. PR II, juga mengharapkan supaya nantinya biaya yang dihasilkan dari pembukaan pelayanan gigi dan mulut justru dapat membantu Unsoed dalam memperbaiki fasilitas-fasilitas yang ada, serta membantu proses akademik lainnya. (April/Jovita)</span></span></div>
<div style="font-size: small; line-height: 14px;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><br /></span></div>
<br />LPM Agricahttp://www.blogger.com/profile/08446623721725851994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5262701458624883006.post-38147740413253836962012-06-19T08:25:00.001-07:002012-06-20T08:40:03.234-07:00Jangan Salah Pilih (lagi) !<br />
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; line-height: 115%;">Oleh
: Standy Christianto*<span style="font-size: x-small;"><o:p></o:p></span></span></div>
<br />
<br />
Duduk di kursi presiden BEM tidak sesulit yang dibayangkan, karena menjadi presiden BEM tidak perlu dukungan seluruh mahasiswa. Fakta menunjukan untuk menjadi presiden BEM cuma membutuhkan dukungan sekitar 350 kertas suara. Tepatnya cuma sekitar sekian persen jumlah total mahasiswa. Menembus angka ini tidak sulit karena mahasiswa pertanian lebih dari 2000 mahasiswa.<br />
<br />
Hal ini terjadi karena minimnya partisipasi mahasiswa dalam PEMIRA. Paling tidak dalam dua kali PEMIRA terakhir, kurang dari setengah jumlah mahasiswa terdaftar sebagai daftar pemilih yang mau menggunakan hak pilihnya. Hal ini memang realita yang menghantui demokratisasi kampus kita.<br />
<br />
Orang – orang yang menduduki lembaga mahasiswa (BEM dan DLM) yang lalu adalah calon yang dipilih kurang dari setengah jumlah mahasiswa. Maka dari itu, tidak heran jika presiden BEM yang laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh Musyawarah Keluarga Mahasiswa Pertanian (MUSKEMA) tidak merasa memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan mandat MUSKEMA yaitu memberikan surat permohonan maaf secara terbuka kepada mahasiswa.<br />
<br />
Walaupun mantan presiden tidak peduli, penulis terlalu yakin masih ada yang peduli dengan demokratisasi di kampus ini. Masalahnya, mahasiswa bukan tidak mau memilih tapi karena tidak punya alasan mendasar untuk calon mana yang akan dipilih. Sebenarnya kita bisa menilai dari proses seleksi yang dilakukan oleh para calon. Memilih Presiden BEM dapat diibaratkan proses membeli makanan.<br />
<br />
Kalau kita membeli tentu harus tahu apa yang akan dibeli. Tentu kita tidak mau dibohongi dengan kemasannya. Bila kemasannya rusak atau cacat, kita enggan untuk membeli, apalagi menikmatinya. Hal yang sama juga terjadi dalam memilih presiden BEM. Jika ingin tahu bagaimana kredibilitas dan kapabilitas seorang presiden, lihat bagaimana mereka melewati proses seleksi. Hari – hari ini kita telah dihadapkan dengan proses seleksi itu.<br />
<br />
Pertama, pengumpulan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Sebagai syarat kalau partai memang memiliki massa, partai harus mengantongi minimal 100 KTM. Hal ini tidak banyak diketahui oleh mahasiswa. Biasanya, partai akan memakai posisi strategis untuk dimanfaatkan untuk meminta KTM ke mahasiswa, misalnya asisten praktikum, ketua hima/unit, ketua kelas, atau orang yang sering menjadi pusat perhatian.<br />
<br />
Masalahnya, banyak kasus terjadi, oknum yang meminta fotocopy KTM tidak menyebutkan alasan yang jelas, ia tiba –tiba meminta dan seakan memaksa. Bila ditanya untuk apa, mereka tidak mau menjelaskan untuk apa fotocopy itu. KTM adalah hak mahasiswa, indentitas didalamnya adalah hak pribadi juga untuk tidak memberikan. Bisa jadi kita akan diklaim sebagai massa pendukung salah satu partai. Suatu kecacatan dari partai yang bisa kita nilai integritasnya <br />
<br />
Nilai kedua adalah masa - masa kampanye. Setelah proses seleksi selesai KPR akan menentukan yang berhak untuk mengikuti pertarungan di PEMIRA, baik Anggota DLM dan Presiden BEM. Manuver partai mahasiswa akan terlihat disini. KPR juga memiliki Panitia Pengawas Pemira (PANWASRA), lembaga ini yang akan menjatuhkan sangsi bila calon melanggar peraturan –peraturan kampanye.<br />
<br />
KPR harus memasang pelanggaran kampanye di tempat umum agar mahasiswa ikut mengawasi. Pelanggaran kampanye yang sering terjadi meliputi : tidak boleh melakukan kampanye di kost-an, tidak boleh melalui sms dan media sosial, mengatasnamakan hima/unit, maupun melakukan kampaye di dalam kelas. Bila ini terbukti, PANWASRA dapat menjatuhkan sangsi. Namun, yang sering terjadi partai lebih licik, dan PANWASRA tidak berani menjatuhkan sangsi, <span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><span style="background-color: white; line-height: 115%; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">karena
buktinya tidak ada. Lagipula percuma sangsi dijatuhkan, sangsi tidak akan</span><span style="background-color: white; line-height: 115%; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> </span><span style="background-color: white; line-height: 115%; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">memberikan efek jera.</span></span><br />
<span style="background-color: white; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><span style="background-color: white; line-height: 115%; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">Sangsi terberat bukanlah sangsi yang
diberikan oleh PANWASRA. Sangsi terberat yang kita (mahasiswa) berikan. Yaitu
tidak memilih calon yang melakukan pelanggaran itu. Tentu kita tidak ingin
mengulangi kesalahan yang sama setahun belakang ini. Jika partai, calon anggota
DLM, atau</span><span style="background-color: white; line-height: 115%; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> </span><span style="background-color: white; line-height: 115%; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">capres BEM yang melanggar
proses yang telah ditetapkan, lalu melakukan manuver politik yang melanggar
ketentuan, tesisnya sederhana : kalau belum terpilih saja sudah berani
melanggar, apalagi nanti setelah menjabat, bisa jadi calon akan melanggar
amanat mahasiswa nantinya, seperti yang terjadi sekarang ini.</span></span><br />
<span style="background-color: white; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"><br /></span><br />
<span style="background-color: white; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"><br /></span><br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: right; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">*Pimpinan
Redaksi LPM Agrica<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: right; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: right; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: right; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXNNVXo87ZSUJXMM7bEBfWNwVqOG3-s4Pd2yvrL5APbkOZrpd2AhbMDPmNooQGa3vEKO1wyoPuUkK9Nm6CY3ZFa43FcaOCIIc2hJpUUKXn9mgSTapTqkSWcqCZhkyxMF_OScXi8Ft2i6I/s1600/BUNGKAM+SUARA22+compres.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXNNVXo87ZSUJXMM7bEBfWNwVqOG3-s4Pd2yvrL5APbkOZrpd2AhbMDPmNooQGa3vEKO1wyoPuUkK9Nm6CY3ZFa43FcaOCIIc2hJpUUKXn9mgSTapTqkSWcqCZhkyxMF_OScXi8Ft2i6I/s320/BUNGKAM+SUARA22+compres.jpg" width="214" /></a></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: right; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>LPM Agricahttp://www.blogger.com/profile/08446623721725851994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5262701458624883006.post-37109531248896300422012-06-19T08:15:00.002-07:002012-06-22T10:19:02.284-07:00BEM Acuhkan Amanah Muskema<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLNDpsfOoQ0lcF42fmNxZ9uMQrCEsVaS7jOmBLlZCQoCRvr2V3hXW2ZXwlvySzeXt_xcHFHhQcpe6LGJblFMU3Vhg3jfbtY6LcTm48RwNXHkiWAUJoWGPbiMLAH6EIp885xUiMhQw1c18/s1600/acuh1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLNDpsfOoQ0lcF42fmNxZ9uMQrCEsVaS7jOmBLlZCQoCRvr2V3hXW2ZXwlvySzeXt_xcHFHhQcpe6LGJblFMU3Vhg3jfbtY6LcTm48RwNXHkiWAUJoWGPbiMLAH6EIp885xUiMhQw1c18/s1600/acuh1.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
Musyawarah Keluarga Mahasiswa (MUSKEMA) yang digelar beberapa waktu lalu sampai saat ini masih menyisakan sengketa antara demisioner BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan mahasiswa. Hal ini karena hasil penilaian LPJ BEM yang berupa penolakan LPJ dan beberapa tuntutan mahasiswa sampai saat ini belum dilaksanakan oleh demisioner BEM. Padahal hasil itu telah dikonsideran dan menjadi ketetapan /keputusan bersama di Muskema. Amanah MUSKEMA berisi kewajiban presiden BEM demisioner untuk menyampaikan surat pernyataan terbuka atas hasil evaluasi LPJ BEM yang telah disampaikan. Kabinet BEM Ekspansi juga diberi amanah untuk melakukan revisi LPJ serta mempublikasikannya kepada seluruh mahasiswa pertanian.<br />
<br />
Mahasiswa pertanian yang kecewa atas sikap presiden BEM demisioner melalui Forum Komunikasi Hima Unit (FKHUFP) melakukan tuntutan berupa spanduk yang digantungkan di auditorium. Isi dari tuntutan adalah mengundang presiden BEM demisioner yang merupakan kader dari Partai Harapan beserta seluruh Kabinet BEM Ekspansi demisioner menjalankan amanah dari MUSKEMA.<br />
<br />
Ana, Koordinator FKHUFP menyayangkan sikap presiden BEM demisioner yang tidak merespon tuntutan dari FKHUFP. “Saya harap BEM segera menuntaskan tuntutan FKHUFP,” tegasnya. Senada dengan hal tersebut, Kamal Presidium Sidang I MUSKEMA menambahkan bahwa tuntutan tersbut adalah bentuk kepedulian FKHUFP untuk mempermudah BEM dalam menyelesaikan tanggungjawabnya serta untuk menyelamatkan citra BEM di mata mahasiswa. “Kami hanya ingin menyelamatkan citra BEM di mata mahasiswa,”tambah Kamal.<br />
<br />
Lain hal dengan FKHUFP, Junedi THP’07, mantan Menteri KSI pada periode Kabinet Ekspansi lalu menjelaskan bahwa tuntutan dari FKHUFP itu salah alamat. Dia menjelaskan BEM tidak berkewajiban menjalankan amanah MUSKEMA karena BEM sudah demisioner. “BEM itu sudah demisioner, jadi tidak ada yang berhak untuk menuntut. Kan udah di demisioner,” tutur Junedi.<br />
<br />
Menanggapi pernyataan yang dikemukakan oleh Junedi, Kamal menyatakan bahwa pada saat MUSKEMA, telah disepakati bersama bahwa demosioner BEM akan melaporkan hasil revisi LPJ paling lambat hari Jumat (25/11) jam 09.00 WIB. “Namun hingga saat ini belum ada pelaporan seperti yang telah disepakati,” ungkapnya (01/12). Ana yang juga menjabat sebagai ketua umum Himagrita pun menyataan kekecewaannya terhadap LPJ BEM. “Saya rasa BEM belum siap untuk LPJ karena dari segi redaksionalnya saja mereka masih salah-salah. Sangat disayangkan sekali,” jelasnya.<br />
<br />
Junedi memastikan revisi LPJ akan dilakukan sesuai yang telah disampaikan sebelumnya. Namun ia menambahkan untuk publikasi hasil revisis LPJ menjadi keputusan dari presiden BEM. “Dipublikasikan atau tidak, menjadi keputusan presiden BEM sebagai pemimpin,” jelasnya.<br />
<br />
Mengenai tuntutan yang beredar di lingkungan kampus, demisioner Presiden BEM Dwi Musthika sulit dihubungi. Kamal yang telah berkali-kali menghubungi demisioner Presiden BEM baik melalui sms maupun telepon mengungkapkan tidak ada kabar maupun konfirmasi dari demisioner Presiden BEM terkait amanah dari hasil MUSKEMA maupun tuntutan FKHUFP. “Dihubungi melalui telepon selular pun tidak ada jawaban,” tambah kamal.<br />
<br />
Kemelut yang berlarut-larut menunjukkan ketidakseriusan dari presiden BEM demisioner. Tidak adanya tanggapan dan respon positif dari presiden BEM demisioner kembali mengecewakan mahasiswa. Viar presiden Sega mengaku sangat kecewa dengan sikap presiden BEM demisioner yang tidak mengindahkan tuntutan FKHUFP. Namun, diantara kekecewaan yang ada ternyata masih terselip harapan kepada presiden BEM demisioner. “Harapannya mereka segera melaksanakan amanah MUSKEMA,” ungkap Viar penuh harap. (Fiogi/Kasol)<br />
<br />LPM Agricahttp://www.blogger.com/profile/08446623721725851994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5262701458624883006.post-42229654067068210462012-06-19T08:02:00.001-07:002012-06-19T08:02:06.931-07:00UFC dan UOR Gelar Laga Amal<br />
<br />
<br />
Pertandingan Amal antara Timnas Faperta dan Unsoed All Star digelar pada Sabtu, 8 Oktober 2011 di GOR Susilo Soedarman. Pertandingan ini digagas oleh Unsoed Football Club (UFC) dan Unit Olahraga Fakultas Pertanian (UOR). Pertandingan dimulai pada pukul 16.00 WIB.<br />
<br />
Pertandingan digelar dalam rangka mengenang Mantan Ketua UFC periode 2009-2010, Almarhum Uut Prasetya, Agribisnis 2006. Hal ini dituturkan oleh Ares, salah satu panitia kegiatan. “Ini sebagai bentuk penghargaan dari rekan-rekan UFC dan UOR atas sumbangsih Almarhum pada UFC dan UOR”ungkapnya (8/10).<br />
<br />
Pertandingan selama 2 x 40 menit ini berlangsung sportif. Berperan sebagai wasit, Dimas dari Fakultas Ekonomi memimpin pertandingan dengan baik. Selain itu, sebagai hakim garis yaitu Wahyu dari Fakultas MIPA dan Heru dari FISIP. Timnas Faperta menurunkan para pemain andalan di Fakultas Pertanian. Sementara Unsoed All Star menurunkan para pemain timnas di tiap-tiap Fakultas.<br />
<br />
Timnas Faperta mendominasi pertandingan pada babak pertama. Timnas Faperta berhasil membobol gawang Unsoed All Stars UNSOED pada menit ketujuh pertandingan. Gol semata wayang bagi Timnas Faperta ini diciptakan oleh striker Timnas Faperta, Rifki setelah melalui umpan-umpan pendek.<br />
<br />
Alur pertandingan mulai berbalik ketika babak kedua dimulai. Setelah tertinggal satu angka dari lawannya, All Star Unsoed melancarkan serangan balik. Pada akhir babak kedua, serangan balik membuahkan gol balasan ke gawang Timnas Faperta. Skor imbang 1-1 bagi kedua tim tidak berubah hingga peluit tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan. <br />
<br />
Penonton pun terlihat memadati tribun. Hasil tiket pertandingan dari penonton akan disumbangkan kepada keluarga Almarhum. “Dana hasil sumbangan ini akan kami berikan kepada keluarga Almarhum,” ungkap Ares. Ares menambahkan, pertandingan ini juga sebagai ajang perkenalan liga yang akan berlangsung berikutnya. Terdapat dua liga yang akan diselenggarakan yaitu Dekan Cup Fisip dan Rektor Cup Unsoed.<br />
<br />
Pertandingan Dekan Cup akan digelar untuk memperingati Dies Natalis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Pertandingan yang memperebutkan piala Dekan FISIP ini akan dilaksanakan pada bulan November 2011. Perhelatan ini akan berlanjut ke liga akbar yaitu Rektor Cup Unsoed pada bulan Desember 2011. (Kasol, Jojo)<br />
<br />LPM Agricahttp://www.blogger.com/profile/08446623721725851994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5262701458624883006.post-934140164144150572012-06-19T08:01:00.000-07:002012-06-19T08:01:09.698-07:00Beasiswa BBM Tidak Penuhi Kuota<br />
Beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) untuk mahasiswa baru (maba) tahun 2011 minim pendaftar. Hingga hari penutupan pendaftaran pada Jumat, 3 Oktober 2011, jumlah pendaftar tidak memenuhi kuota penerima. Tercatat dari 118 kuota penerima BBM untuk Fakultas Pertanian, hanya 101 mahasiswa yang mendaftar.<br />
<br />
“Terjadi penurunan minat mahasiswa untuk mendaftar,”ungkap Pembantu Dekan III Fakultas Pertanian, Dr. Ir. V. Prihananto, M.si.(07/10). Menurutnya, hal ini disebabkan tingginya kesadaran mahasiswa baru bahwa penerima BBM adalah mahasiswa kurang mampu. “ Yang tahun lalu terjadi, penerima BBM ternyata orang tuanya kaya,” tambah PD III.<br />
<br />
Alhasil, mahasiswa baru beralih mendaftar beasiswa Pengingkatan Prestasi Akademik (PPA). Pendaftar beasiswa PPA tahun 2011 mencapai 200 orang, padahal kuota penerima hanya 120. PD III kemudian menawarkan kepada mahasiwa yang tidak lolos PPA dan tergolong tidak mampu untuk mendaftar BBM. Namun tidak ada yang pindah mengajukan ke BBM. <br />
<br />
PD III menyangkal kurangnya sosialisasi menyebabkan turunnya minat pendaftar BBM tahun ini. “Sosialisasi sudah jauh-jauh hari,” tegas PD III. Hal ini dibenarkan oleh salah satu mahasiswa Agribisnis 2011. “Udah tau BBM dari hari pertama OSMB,” tutur Devi yang mendaftar BBM untuk meringankan beban orang tua (07/09).<br />
<br />
PD III kemudian membuka kembali pendaftaran BBM hingga 7 Oktober 2011. “Sudah diperpanjang, hanya nambah satu orang pendaftar,” terangnya. Selain itu, PD III menjelaskan tidak ada seleksi penerima BBM, mengingat kuota BBM tidak penuh. “Yang syarat administrasinya lengkap langsung saya tanda tangani,” terangnya. <br />
<br />
Minimnya pendaftar dirasakan oleh Lutfi Laili, Agribisnis Paralel 2011. Ia mengaku mendaftar BBM karena kuotanya banyak sementara pendaftar sedikit. “Kuotanya longgar jadi nggak banyak saingannya,” ungkapnya.<br />
<br />
Sisa kuota penerima BBM Fakultas Pertanian akan dikembalikan ke bagian kemahasiswaan pusat. PD III akan mengusahakan mahasiswa yang masih ingin mendaftar setelah tanggal 7 Oktober. “Akan diusahakan, tapi semua keputusan ada di pusat,” ujarnya.(Siwi Pramesti/Fuad Hasan)<br />
.<br />
<div>
<br /></div>LPM Agricahttp://www.blogger.com/profile/08446623721725851994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5262701458624883006.post-85283250954375267792012-06-19T07:57:00.001-07:002012-06-19T09:20:28.192-07:00Debat Capres BEM U Berakhir Ricuh<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI7e7lLpeKO_5TUOHS5j3L1AYU00HXNODjQVl-u9GYv3S8femjG4WINYdXWmQkyiRJIsCFYEq1vFGNCl1WJxLmNdKJJg43pBLyzK5C10gxLYpgT18CnikMhnW4VCOZFruxreFUr6bDxk8/s1600/_DSC0333.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI7e7lLpeKO_5TUOHS5j3L1AYU00HXNODjQVl-u9GYv3S8femjG4WINYdXWmQkyiRJIsCFYEq1vFGNCl1WJxLmNdKJJg43pBLyzK5C10gxLYpgT18CnikMhnW4VCOZFruxreFUr6bDxk8/s320/_DSC0333.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
Debat capres BEM Unsoed yang dihelat (21/3) berakhir ricuh. Berawal dari emosi puluhan mahasiswa yang menunggu lama karena debat tidak kunjung mulai. Mahasiswa sudah menunggu sejak 14.00 WIB sementara debat baru dimulai dua jam setelahnya. Tempat semula direncanakan di pendopo terpaksa pindah ke ruang sekre bersama PKM karena hujan.<br />
<br />
Keadaan semakin ricuh setelah terlontar pertanyaan seputar keberadaan BEM U yang tidak bermanfaat bagi mahasiswa. Aulia hakim, Mahasiswa FISIP melontarkan pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh kedua pasangan calon. Yaitu tentang posisi BEM U yang tidak berpengaruh terhadap kampus, dan pengkhianatan gerakan mahasiswa yang sering dilakukan oleh BEM U selama ini. “ Bubarkan saja BEM U, jika tidak bisa jawab !” ujar Hakim dengan nada tinggi (21/3).<br />
<br />
Keadaan semakin tidak kondusif ketika kedua calon menjawab tidak sesuai dengan pertanyaannya. Perdebatan adu mulut pun terjadi. Forum semakin panas saat Mukharrom, Presiden BEM Unsoed tahun 2011, memaparkan masih pentingnya keberadaan BEM Unsoed dan posisi tawarnya di mata birokrat. Kemudian forum ramai menanggapi hal tersebut.<br />
<br />
Di sisi lain, Zaharudin, sang moderator, tidak mampu menguasai forum. Puncak kemarahan forum saat Adzan Magrib berkumandang. Dengan sengaja moderator memotong dan menghentikan forum secara sepihak.<br />
<br />
Mahasiswa meminta forum dilanjutkan sampai mendapatkan jawaban dari kedua calon. Tapi moderator tetap bersikeras membubarkan forum, yang kemudian langsung menuju pintu keluar. Mahasiswa berusaha menghalangi moderator beserta kedua capres yang ingin keluar dari ruangan. Adu fisik pun tak mampu dielakkan. Bahkan reporter Agrica, Muniroh Dinayati, yang berada di pintu terkena pukulan dari moderator yang memaksa keluar.<br />
<br />
Adu mulut hingga adu fisik terjadi. Petugas keamanan pun berusaha mengendalikan situasi, namun keterbatasan personel yang hanya berjumlah dua orang membuat mereka tidak dapat berbuat banyak. Adu fisik pun terjadi sampai pintu gerbang PKM.<br />
<br />
Setelah Zaharudin dan kedua capres lenyap tanpa jejak, mahasiswa menilai capres tidak mampu memiliki alasan yang jelas untuk mencalonkan diri dan menjelaskan posisi BEM U yang elitis. Forum menyatakan pembubaran BEM-U. Salah seorang mahasiswa meneriakkan dengan lantang dan meluap-luap, “Dengan ini kita nyatakan BEM-U bubar!”. Mahasiswa sepakat akan memboikot pemira jika masih dilanjutkan. <br />
<br />
Lalu mahasiswa masih dengan nada emosional merapat di depan pendopo PKM dan bersama-sama meneriakkan sumpah mahasiswa yang dikomandoi Pendy, mahasiswa Fisip. Setelah itu mereka membubarkan diri dengan tertib sambil menyanyikan, “ tolak..tolak..tolak BEM-U.”<br />
<br />
Ketua KPR, Heru yang tidak ada di tempat kejadian, saat dimintai konfirmasinya (24/3), mengatakan debat memang tidak berjalan semestinya. Namun Ia memastikan Pemira akan tetap berlangsung sesuai jadwal. Saat ditanya mengenai resiko pemboikotan, Ia menyerahkan nanti saat teknis di lapangan. “Yang penting KPR menjalankan tugas,” ungkapnya. (Fuad/Bowo) <br />
<div>
<br /></div>LPM Agricahttp://www.blogger.com/profile/08446623721725851994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5262701458624883006.post-56810130012864404482012-06-19T07:46:00.000-07:002012-06-19T07:59:16.578-07:00Peka dan Solutif Lewat Cerdas Cermat<br />
<span id="goog_505850047"></span><span id="goog_505850048"></span><br />
<br />
Himpunan Mahasiswa Sosio Agro Ekonomika (HIMASAE), Selasa (3/4) lalu menggelar ajang Grand Final Cerdas Cermat Himasae 2012. Kegiatan yang dihelat dalam rangkaian Dies Natalis perak HIMASAE ini mengusung tema “Pertanian Berkelanjutan”. Bertempat di Auditorium Faperta, ajang unjuk kemampuan antarhima ini berlangsung meriah sejak pukul 14.00 hingga 17.00 WIB.<br />
<br />
Ketua panitia, Jovita, menuturkan kegiatan dari Bidang Ilmiah Pustaka HIMASAE ini merupakan ajang kompetisi keilmuan antarhima. “Selain memeriahkan Dies Natalis dengan acara baru, kegiatan ini bertujuan untuk mengasah wawasan mahasiswa,” jalasnya (4/4). Ia menambahkan, peserta diharapkan dapat menunjukkan kemampuan, kepahaman dan kepekaannya terhadap isu terkini di dunia pertanian.<br />
<br />
Setelah dilakukan babak penyisihan, Jum’at (31/3) dari 10 tim, melaju sebagai grand finalis yaitu tim HIMATETA 1, HIMASAE 1 dan HIMASAE 3. Peserta dengan antusias menjawab puluhan tes kepintaran berisi pemahaman program studi. Dilanjutkan dengan tes kecerdasan.<br />
<br />
Menariknya, pada tes kecerdasan, peserta dituntut peka dan mampu menganalisis serta memberi solusi dengan beropini terkait isu-isu terkini di bidang pertanian. Seperti misalnya kasus hama Tomcat dalam kaitannya dengan alih fungsi lahan. Lalu isu bahan bakar alternatif seperti bahan bakar nabati. Tidak kalah penting, menjaga kearifan lokal di tengah modernisasi.<br />
<br />
Opini peserta kemudian diberi tanggapan oleh tiga orang juri diantaranya Alpha Nadeira M. S.P., M.P., KHafid Fauzi S.P., M.P., dan Gunawan Wijonarko, S.P., M.P. Keriuhan muncul saat memasuki kuis rebutan. Peserta dengan sigap saling mengangkat papan warna dan berebut mendapat kesempatan.<br />
<br />
Ajang yang digelar untuk pertama kalinya ini semakin meriah dengan hadirnya supporter yang mendukung perwakilan hima kebanggaannya. Selain itu, MC pun atraktif sehingga mampu membangun suasana semakin riuh. “Dengan format cerdas cermat, mahasiswa jadi peka terhadap perkembangan dunia pertanian dan terasah kepahamannya,” ungkap salah satu juri, Dosen Ilmu dan Teknologi Pangan, GunawanWijonarko, S.P., M.P. (Lani)<br />
<div>
<br /></div>LPM Agricahttp://www.blogger.com/profile/08446623721725851994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5262701458624883006.post-52130666323092526112012-06-07T03:08:00.001-07:002012-06-19T09:02:06.196-07:00Student Center (Masih) Sebatas Mimpi<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi89gr11uIe-9kuqxK1vnwNJYn8v_G9HCB1Wt21BQN6vFPT8tpbfX7Xg4JNraFuDkXe5JrRa2XqrxpEnwOceavzZTv6uAzJSQ_dyIcVen3Txk9XW934CGDFbYA8yaCEgeicyypDDRXqTCQ/s1600/Foto04441-300x225.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi89gr11uIe-9kuqxK1vnwNJYn8v_G9HCB1Wt21BQN6vFPT8tpbfX7Xg4JNraFuDkXe5JrRa2XqrxpEnwOceavzZTv6uAzJSQ_dyIcVen3Txk9XW934CGDFbYA8yaCEgeicyypDDRXqTCQ/s320/Foto04441-300x225.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Pusat kegiatan mahasiswa atau Student Center menjadi sarana pendukung hidupnya kegiatan mahasiswa setelah perkuliahan. Di beberapa universitas, Student Center dibangun berupa gedung megah berlantai dua hingga berlantai delapan seperti di Universitas Sriwijaya. Dekan Fakultas Pertanian pun memiliki mimpi serupa. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Bedanya, bangunan berlantai dua yang rencananya akan berdiri megah di komplek sekre hima dan UKM (Komplek C) baru sebatas mimpi. Rencana pembangunan Student Center yang diajukan pada tahun 2011 untuk tahun anggaran 2012 ke pihak universitas, tidak disetujui. Alhasil, Student Center tidak terealisasi di tahun 2012.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Hal tersebut dibenarkan oleh Pembantu Dekan II, Ir. Adwi Herry K.E., M.P. ,“Sudah diajukan ke pusat (universitas) tahun 2011 tetapi ditolak. Akhirnya tidak dapat direalisasikan tahun 2012.” (15/5). Lebih lanjut dijelaskan oleh Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Ir. H. Ahmad Iqbal, M.Si., bahwa Universitas minim anggaran sehingga dana dialokasikan untuk kegiatan yang menunjang akademik terlebih dahulu. “Student center bukan prioritas utama,” jelas Dekan (16/5).</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Keberadaan Pusat Kegiatan Mahasiswa (Student Centre) merupakan sarana penting dalam upaya pengembangan budaya ilmiah dan berorganisasi. Keberadaan pusat kegiatan tersebut dapat mengakomodasi aktivitas-aktivitas mahasiswa di lingkungan kampus. Bahkan di beberapa universitas, student center dilengkapi berbagai fasilitas pendukung seperti Hotspot area, cafe, books center, runga pertemuan, hingga penginapan. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Menengok kembali munculnya ide pembangunan Student Center, ide ini lahir dari Dekan.“Sekre di belakang sudah kumuh nggak bagus,” ungkap Dekan (16/5). Pihak fakultas pun terlihat belum sepaham. PD III mengaku tidak mengetahui rencana Dekan terkait pembangunan Student Center. PD III menuturkan, rapat di tingkat fakultas pun tidak membahas tentang Student Center. “Belum ada obrolan. Saya belum pernah dengar mau ada Student Center,” terang PD III (16/5). </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Presiden BEM Kema, Faris Karamatul Malik, memperkuat bahwa Student Center bukan permintaan mahasiswa. Ia menilai, pusat kegiatan mahasiswa yang ada saat ini dinilai masih layak dan nyaman untuk ditempati, hanya butuh perbaikan. Menurutnya, tidak jadi masalah Student Center tidak terealisasi tahun ini. ”Tidak berpengaruh kalo nggak jadi dibangun. Kita butuh sekre diperbaiki fisik dan fasilitas bukan dibongkar,” ungkapnya (16/5). </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Faris pun menuturkan ada kekhawatiran mahasiswa yang aktif di hima dan UKM jika Student Center terealisasi. Hal ini bukan tanpa alasan. Menilik proses pembangunan sekre bersama hima dan UKM di FISIP, banyak terjadi kontra antara mahasiswa dengan dekanat. Mulai dari relokasi sekre yang akan dibongkar menjadi sekre bersama. Hingga sekre yang penuh ditempati 8 hima dan UKM. Sementara 3 UKM tidak mendapat tempat. Masalah lain timbul ketika kunci sekretariat bersama dipegang oleh fakultas.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Bentuk bangunan sekre bersama FISIP serupa dengan bayangan Dekan Faperta. Lantai satu sekre hima dan UKM sementara lantai dua ruang pertemuan. Pembangunannya memakan waktu hingga satu tahun. Jika student Center terealisasi di Fakultas Pertanian, proses pembangunan yang lama inilah yang dikhawatirkan oleh Faris. “Selama dibangun, belum tahu akan bersekre dimana. Ini bisa mematikan kegiatan mahasiswa,” ujarnya (16/5). </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Sementara, sejauh ini belum ada komunikasi antara Dekan dengan mahasiswa terkait rencana pembangunan Student Center. “Sejak satu tahun rencana ini, kita (BEM) belum tahu tujuan dan latar belakang pasti perlu dibangunnya Student Center,” terang Faris (16/5). Ia menambahkan, khawatir jika Student Center terelasisasi dengan desain sekre bersama satu pintu. Hal tersebut dinilai akan membatasi kegiatan mahasiswa. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Menanggapi hal ini, lebih lanjut mengenai desain bangunan student center, Dekan mengaku belum membuatnya. “Rencana saja belum disetujui. Kalo sudah diijini dan dianggarkan, baru dijalankan,” jelasnya (16/5). Dekan menambahkan, Student Center masih berpeluang terealisasi di tahun 2013. “Anggaran dana tersebut masih terus diajukan. Tidak menutup kemungkinan Student Center diajukan lagi tahun ini,” tambahnya (16/5). Terkait hal ini, Faris menjelaskan, BEM akan terus mengkawal kelanjutan proses ini. “Kalaupun tahun depan terealisasi, mahasiswa harus dilibatkan dalam perencanaan desain,” tegasnya (16/5). </span><span style="font-size: x-small;"><i><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(Lani, Nana)</span></i></span></div>LPM Agricahttp://www.blogger.com/profile/08446623721725851994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5262701458624883006.post-88826490497565627562012-06-01T22:37:00.000-07:002012-06-19T08:55:10.373-07:00Fungsi Kontrol Sosial : Alasan Atas Keberadaan LPM Agrica<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNj52un9RbuvRnYLCSOh4EuvfF0ybvMeu0xtfOjeCN_Yp_6f3_8lIcUlibuKbiz6z_QmYLlI1PWDR8NyAEu6H2hvrJeLBPtdCdA5aNHPwYrP3spfXDW3eb4WQJG8_7437fM4zbgp2tXiU/s1600/1244878438jurnalis-perempuan1.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNj52un9RbuvRnYLCSOh4EuvfF0ybvMeu0xtfOjeCN_Yp_6f3_8lIcUlibuKbiz6z_QmYLlI1PWDR8NyAEu6H2hvrJeLBPtdCdA5aNHPwYrP3spfXDW3eb4WQJG8_7437fM4zbgp2tXiU/s320/1244878438jurnalis-perempuan1.gif" width="320" /></a></div>
<i><br /></i><br />
<i>Azas jurnalisme kami bukanlah azas jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya bahwa tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melengkapinya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengomunikasikan saling pengertian. Juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba. Yang memberi komando bukan kekuasaan atau uang, tapi niat baik, sikap adil dan akal sehat.</i> (TEMPO, 1971)</div>
<br />
Tidak banyak yang tahu. Selain sebagai pembawa informasi, fungsi pers juga sebagai kontrol Sosial. Pers mahasiswa (Persma) sebagai kontrol sosial, tercipta saat kebijakan yang diambil oleh birokrat kampus ( dekanat dan rektorat) maupun pemerintahan mahasiswa (BEM dan DLM) dirasa tidak tepat dan merugikan mahasiswa. Dalam hal ini, wartawan harus bersikap skeptis (tidak mudah percaya) dan kritis (selalu ingin tahu) terhadap kebijakan dan realita sosial. Kemudian menuliskannya sesuai data dan fakta yang sebenarnya terjadi dalam bentuk berita.<br />
<br />
Kadangkala, berita yaitu kumpulan data dan fakta yang terjadi memberikan respon kurang enak bagi yang menerimanya. Bagi seorang kuli tinta, memberitakan kebenaran atas persoalan adalah harga mati. Selama masih dalam koridor kode etik jurnalistik, tak peduli berita itu pahit atau tidak.<br />
<br />
Beberapa yang lalu, ada sebuah pamflet tentang “lembaga pers tidak independent”, ditujukan untuk LPM Agrica. Hal ini tentu menjadi cambuk bagi Persma. Pada dasarnya, LPM Agrica menerima hal ini. Ada ruang publik untuk melakukan pembelaan dan kritik. Kemudian, kami harus intropeksi, bilamana yang dikatakan tulisan tersebut benar adanya.<br />
<br />
Namun, setelah menghubungi si pengirim (Rudi) beserta nomor handphone tertera, ternyata tidak bisa dihubungi. Lagipula anggota/reporter LPM Agrica, Muniroh Dinayati, yang disebutkan disana, terlalu dangkal mengatakan reporter bisa mempengaruhi isi pemberitaan. Selama ini keputusan pemberitaan hak preogatif redaksi. Yang bertanggung jawab adalah pimpinan redaksi.<br />
<br />
Setiap berita yang ditulis, selalu mencantumkan nama di sudut paling bawah agar bisa dipertangungjawabkan. Muniroh Dinayati sejak Pemira BEM fakultas lalu, tidak lagi diperkenankan untuk mencari berita yang berkaitan dengan dirinya. Karena sudah masuk dalam pusaran kekuasaan (sekarang Staff Menteri BEM). Sampai detik ini, LPM Agrica berdiri sendiri, tidak ada campur tangan kekuasaan, apalagi organisasi ekstra kampus. Maka isi pemberitaan masih tetap indenpendent, bukan pesanan apalagi sengaja untuk menjatuhkan.<br />
<br />
Usut punya usut, ternyata pamflet tersebut hanyalah surat kaleng. Pamflet yang tidak bisa diverifikasi kebenarannya. LPM Agrica lebih melihatnya sebagai manuver politis untuk membungkam suara kritis media. Alasannya kuat, karena pada hari yang sama, ada pamflet sejenis untuk Persma di fakultas lain (LPM MEMI dan LPM SOLID). Hal itu sangat wajar, karena hari-hari itu aliansi persma se-Unsoed sedang melakukan kontrol sosial terhadap kebijakan pemira BEM U. Hal ini lumrah bagi media yang tidak mau tunduk pada penguasa. Kemudian, LPM Agrica sepakat bahwa hal itu tidak perlu ditanggapi.<br />
<br />
Bagi orang yang bekerja di media, manuver seperti itu adalah hal lumrah. Keberadaan pers untuk memantau kebijakan, seringkali mendapat respon negatif dari pembuat kebijakan. Pun kemudian menimbulkan ancaman, kritik, cercaan, bahkan hinaan bagi lembaga pers tersebut.<br />
<br />
Demokrasi dan kebebasan pers berada dalam garis lurus. Media akan menjadi ruang interaksi bagi publik. Di kampus, adakalanya birokrat kampus (BEM, DLM, Dekanat, Rektorat) yaitu si pembuat kebijakan tidak tahu, bahwa kebijakan yang berkaitan langsung dengan mahasiswa akan berdampak terhadap mahasiswa. Maka dari itu, persma harus mampu menyampaikan kepada khalayak umum. Harapannya, pendapat dan pandangan dari mahasiswa yang terekam dari wawancara dapat tersampaikan dalam bentuk berita. Sehingga sampai ke telinga si pembuat kebijakan.<br />
<br />
Dalam penulisan tersebut, wartawan harus berpegang pada mahkota profesi, yaitu kode etik jurnalistik (tidak ada kode etik pers). Lazimnya pers umum bekerja untuk kepentingan publik. Begitu juga persma bekerja untuk kepentingan mahasiswa. Kode etik ada untuk melindungi publik, diberikan kepada profesi yang berkaitan langsung pada publik, seperti dokter, guru, advokat, dan jurnalis.<br />
<br />
Bagi jurnalis, pelanggaran terhadap kode etik adalah penghinaan terhadap profesi. Pelanggaran kode etik adalah sebuah dosa tanpa ampun. Maka, setiap orang jurnalis wajib memegang teguh kode etik tersebut. Buat orang awam, jangan sekali-kali mengatakan seorang jurnalis telah melanggar kode etik sebelum mengerti dan mencari bukti tentang elemen-elemen kode etik tersebut.<br />
<br />
Persma harus memberikan ruang bagi publik untuk menerima masukan, kritik, dan saran bagi produk media yang diterbitkan. Bagi pihak dirugikan atas pemberitaan, juga dapat memberikan hak jawabnya, dialamatkan lpmagricafaperta@gmail.com, atau via Facebook dan twitter. Karena sekali lagi, produk media (surat kabar, radio, majalah, televisi) adalah milik publik. Kepentingan Persma adalah transparansi informasi bagi seluruh khalayak.<br />
<br />
Semua tulisan (tanggapan, opini, esai, cerpen, puisi, dan lainnya) untuk membangun komponen kampus lebih baik, layak untuk diterbitkan, asalkan bukan untuk mengintimidasi atau menjatuhkan elemen kampus. Selama masih di koridor etika penulisan, tidak akan ada editing. Asalkan ada nama jelas dan foto diri, maka tulisan tersebut dianggap bisa dipertanggungjawabankan. Karena bila cuma menulis, tanpa nama jelas, anak kecil tak bernyali pun bisa.</div>LPM Agricahttp://www.blogger.com/profile/08446623721725851994noreply@blogger.com0