MAAF MASIH DALAM PENGEMBANGAN
Home » , » Kemegahan Menggusur Lahan Praktikum

Kemegahan Menggusur Lahan Praktikum

Written By LPM Agrica on Selasa, 19 Juni 2012 | 08.33


Laboratorium, termasuk sarana penting bagi penunjang akademik mahasiswa eksakta. Tanpa laboratorium, kegiatan perkuliahan tidak akan maksimal. Apalagi bagi mahasiswa kedokteran gigi, tanpa adanya rumah sakit khusus gigi dan mulut (RSGM), mereka tidak dapat melaksanakan pendidikan profesi sebagai dokter gigi. 

Program studi yang dibuka tahun 2008 ini akan membangun Rumah sakit khusus Gigi dan Mulut.  Pembangunan Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) adalah suatu syarat bagi berdirinya fakultas kedokteran gigi. “Tanpa adanya rumah sakit khusus, mahasiswa lulusan kedokteran gigi tidak dapat membuka praktek,” jelas drg. Arwita Mulyawati, M.Hkes, ketua tim pengembangan kedokteran gigi.

Lamanya realisasi RSGM menjadi kendala, pihak kedokteran gigi mengajukan pembangunan RSGM sejak tahun 2008 kepada pihak Rektorat. Namun pembangunan baru dimulai September lalu. Proyek pembangunan RSGM dibangun oleh satu pemborong yang sama dengan pembangunan Laboratorium Teknologi Pertanian dan ditargetkan harus selesai pada tahun ini.

Arwita menjelaskan total pendanaan pembangunan RSGM berasal dari APBN. Saat ditanya seputar jumlah pengeluaran dana pembangunan.”Kalau masalah dana yang dibutuhkan, silakan tanyakan ke rektorat,”jelasnya.

Ironisnya, gedung RSGM yang pertama di Jawa Tengah ini berdiri diatas lahan yang biasanya digunakan untuk praktikum mahasiswa D3 Agrobisnis. “Secara administrasi sudah punya D3 sejak Ir. H. Adwi Herry K.E, M.P menjabat sebagai Kepala Program Studi D3 lahan tersebut berada di selatan Magister Manajemen untuk lahan percobaan maupun lahan praktikum.,” ungkap Ir. Sri Widarni, M.P., Kepala Program studi D3 Agrobisnis (19/10). Menurutnya, lahan itu diminta kembali oleh Unsoed.

Tanpa lahan pengganti yang jelas dari pihak universitas, Arianna, Ketua Himagrita kecewa kepada pihak Rektorat. “Padahal lahan itu sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan mahasiswa khususnya Himpunan Mahasiswa D3 Agrobisinis (Himagrita),” tuturnya. Dulunya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan Malam Keakraban (Makrab) Himagrita di hari pertama, kegiatan itu seperti pengolahan tanah, penanaman sampai kegiatan seputar akademik sehingga tahun ini berbeda dari tahun kemarin, untuk mahasiswa baru hanya mendapatkan pengenalan organisasi (26/10).

Dr. Eko Haryanto M. SI Ak, Pembantu Rektor II Unsoed, ternyata sama sekali belum memikirkan nasib mahasiswa D3 Agrobisnis yang belum memiliki lahan praktikum pengganti. “ya, nanti dipikirkan. Belum ada bayangan sampai ke sana.” (20/10).

Adanya pemindahan lahan tersebut, Arwita menegaskan bahwa lahan tersebut bukanlah milik fakultas-fakultas tertentu, tetapi merupakan milik Universitas yang diserahkan untuk pembangunan RSGM. “Dulu memang buat praktik mahasiswa Agrobisnis, cuma dalam master plan–nya Unsoed, memang untuk rumah sakit,” tegasnya.

Usaha yang dilakukan Kepala Jurusan D3 Agrobisnis untuk meminta ganti lahan, ternyata belum mendapat tanggapan dari pihak rektorat hingga saat ini. Permohonan kompensasi untuk mahasiswa Agrobisnis justru menemui jalan buntu. Lahan di sebelah barat GOR Satria yang pernah di janjikan oleh pihak Rektorat kepada Kepala jurusan, ternyata tidak jelas kepemilikannya. PR II menjelaskan bahwa ia kurang mengetahui masalah kepemilikan lahan tersebut. ”Kalau memang punya Unsoed, silakan di gunakan,”jelasnya.   

Pembantu Rektor II memberikan alternatif mengenai lahan pengganti bagi Agrobisnis. Dalam jangka waktu dekat ini, Unsoed akan menerima bantuan dari kementerian keuangan sebesar 750 juta rupiah. Bantuan tersebut digunakan membeli lahan kosong di sekitar gedung ilmu gizi yang sedang dalam pembangunan. Menurutnya, lahan itu nantinya bisa digunakan untuk keperluan praktikum mahasiswa Agrobisnis. pihak rektorat belum memetakan peruntukan lahan tersebut.

“Harapan dari mahasiswa Agrobisnis agar pihak rektorat dapat mengalokasikan lahan pengganti secepatnya untuk D3 khususnya agar kegiatan Himagrita tidak terhambat,” ungkap Arianna.

PR II menyatakan fasilitas yang telah tersedia untuk kedokteran gigi saat ini sudah mempunyai satu set peralatan gigi dengan alokasi dana 30 juta. Selain untuk keperluan mahasiswa KG, RS khusus tersebut juga akan membuka pelayanan umum.

Arwita menerangkan bahwa untuk pelayanan memang mahasiswa Unsoed nantinya akan diperioritaskan. Namun, hingga saat ini pihak KG belum membicarakan mengenai tarif pelayanan dengan pihak Rektorat. Terkait masalah pelayanan, unit pelayanan kesehatan Unsoed Health Centre (UHC), yang juga menyediakan layanan kesehatan gigi dan mulut, nantinya akan dipindahkan juga ke dalam RSGM, sehingga UHC hanya menyediakan pelayanan umum.

RSGM diharapkan dapat membiayai fasilitasnya sendiri dan tidak terus-menerus mendapat bantuan dari Unsoed. PR II, juga mengharapkan supaya nantinya biaya yang dihasilkan dari pembukaan pelayanan gigi dan mulut justru dapat membantu Unsoed dalam memperbaiki fasilitas-fasilitas yang ada, serta membantu proses akademik lainnya. (April/Jovita)


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. LPM Agrica - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger